UsahaKecil Menengah (UMKM) di Desa Rengas Pulau mengalami kendala pada saat bermitra dengan perusahaan yang akan memasok produk tempe miliknya. Adapun penyebab dari kendala tersebut adalah masalah pengemasan produk yang belum terstandarisasi. Usaha Kecil Menengah (UMKM) di Desa Rengas Pulau mengalami kendala pada saat bermitra dengan Perencanaan Usaha Dalam Produk Untuk Sistem Teknik Permasalahan keteknikan di lapangan adalah permasalahan sistem, sehingga dibutuhkan sinergi antar komponen dalam sistem teknik untuk mampu melakukan evaluasi sistem, perbaikan sistem, optimalisasi sistem, dan meningkatkan produktifitas sistem lebih jauh. Perencanaan Usaha Dalam Produk Untuk Sistem Teknik Kewirausahaan dalam pembuatan produk rekayasa peralatan sistem teknik menjadi peluang yang baik dalam mengembangkan kreativitas dan inovasi bagi sumber daya yang tersedia. Pola kerja sistem dalam kewirausahaan menjadi alasan dalam pengambilan tindakan yang digambarkan pada Gambar Action loop dari pembuatan produk sistem teknik. Informasi tugas atau pekerjaan inform yang disampaikan berupa kebutuhan pelanggan pada produk sistem teknik, dikembangkan dalam bentuk perencanaan dan dokumen disiapkan secara tertulis plan. Perencanaan kerja dibuat di antaranya desain produk sistem teknik, dan keputusan diambil atas semua kebutuhan yang diperlukan termasuk alat dan bahan/material decide. Perencanaan Usaha Dalam Produk Untuk Sistem Teknik Tugas membuat produk sistem teknik dengan memperhatikan kriteria yang ditentukan carry out. Pengecekan dengan menguji coba produk sistem teknik control dan melakukan evaluasi dengan mendiskusikan produk sistem teknik yang telah dibuat evaluate. 1. Ide dan Peluang Usaha Produk Sistem Teknik Jiwa dan semangat kewirausahaan penting untuk dibangun sedini mungkin yang lebih mengarah pada bagaimana belajar mandiri, mengorganisasikan suatu pekerjaan secara sistematis, memecahkan permasalahan teknis, bekerja dalam team dan kesadaran akan kualitas dalam pembuatan produk rekayasa. 2. Sumber daya yang dibutuhkan Kreativitas manusia sebagai sumber daya ekonomi yang memiliki nilai dan manfaat yang tinggi untuk peningkatan perekonomian Indonesia. Industri kreatif merupakan salah satu solusi dalam pemanfaatan kreativitas, keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan dan lapangan pekerjaan dengan menghasilkan daya cipta dan kreasi seseorang. Perkembangan industri kreatif creative industry mencakup 14 macam yang dapat membawa arena baru untuk terus meningkatkan kreativitas dan inovasi bagi sumber daya manusia yang ada. Kekuatan industri kreatif saat ini di antaranya industri kreatif berbasis teknologi digital. Industri kreatif digital terdapat pada games, education, music, animation, software dan sosial media. Kemandirian dalam menggali ide, memilih potensi produk yang dapat bersaing baik di tingkat lokal maupun global dan meningkatkan keanekaragaman produk yang memiliki nilai dan daya saing tinggi dalam memenuhi kebutuhan menjadi komponen yang penting untuk terus diupayakan. Sumber daya pada usaha produk rekayasa sistem teknik, meliputi a man, b money, c material, d mechine, e method dan f market 3. Administrasi Usaha Administrasi usaha mencakup aspek perizinan usaha, surat menyurat, pencatatan transaksi yang meliputi pencatatan transaksi keuangan dan pencatatan transaksi barang atau jasa dan aspek pajak baik pajak pribadi maupun pajak usaha 4. Kebutuhan Pasar terhadap Produk Sistem Teknik Perencanaan Usaha Dalam Produk Untuk Sistem Teknik Produk rekayasa peralatan sistem teknik sebagai bagian dari jutaan produk yang kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari dengan tujuan untuk mencapai efektivitas memperlancar kegiatan dan kenyamanan penggunanya. Industri kreatif dengan memperhatikan kearifan lokal dan mengkreasi potensi lokal yang memiliki nilainilai kultural, dikembangkan menjadi suatu produk yang memiliki nilai tambah, dan kekuatan ekonomi baru. Produk sistem teknik masih sangat potensial untuk terus digali menjadi karya nyata dan karya yang telah berhasil dibuat dengan memperhatikan persyaratan yang dibutuhkan dapat dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan pasar terhadap produk sistem teknik. Perencanaan usaha dalam kewirausahaan memiliki tahapan meliputi tahap memulai, melaksanakan, mempertahankan, dan mengembangkan. a. Tahap memulai Melihat peluang usaha jasa profesi dan profesionalisme menjadi bagian utama dan pertama dan menentukan jenis usaha yang dikembangkan baik itu berupa produk maupun jasa. Identifikasi kebutuhan sumber daya pada usaha produk rekayasa yang direncanakan. Prosedur yang ditetapkan diantaranya jenis usaha, manfaat, teknik rekayasa, dan pengemasan. b. Tahap Melaksanakan Pembiayaan, organisasi, kepemilikan, sumber daya manusia, dan kepemimpinan yang memiliki pemahaman mengenai risiko, pembuatan keputusan, mengevaluasi, dan pemasaran produk usaha menjadi tahapan yang penting diperhatikan dalam proses produksi yang menerapkan keselamatan kerja dan mengembangkan sikap peduli lingkungan. c. Tahap Mempertahankan Usaha produk rekayasa dalam mempertahankan produksi dengan melakukan analisis perkembangan dan ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi. d. Tahap mengembangkan Kreativitas dan inovasi menjadi penting untuk mengembangkan usaha produk rekayasa baik yang bergerak dibidang jasa maupun produk. Hasil usaha yang dijalankan secara Baca Juga Wirausaha Dari Sebuah Produk Rekayasa Untuk Sistem Teknik Laporan Kegiatan Usaha Kerajinan Dari Bahan Limbah Berbentuk Bangun Datar Menentukan Strategi Dan Melakukan Promosi Produk Hasil Usaha Kerajinan dari Bahan Limbah Berbentuk Bangun Datar Demikian Artikel Perencanaan Usaha Dalam Produk Untuk Sistem Teknik Yang Saya Buat Semoga Bermanfaat Ya Mbloo Artikel Terkait Pengemasan Dan Promosi Produk Kesehatan Khas Daerah Pemeriksaan kualitas Hasil Produksi Ikan Konsumsi Dan Pengemasan Produk Ikan Konsumsi Perencanaan Wirausaha Dalam Pengelolahan Produk Pangan Penghitungan Biaya Produksi Dan Pemasaran Kerajinan Dengan Inspirasi Budaya Nonbenda Bahan untuk Pengembangan Dan Modifikasi Pangan Khas Daerah
40Contoh Soal Prakarya Kelas 10 Semester 2. Berikut dibawah ini, soal PG Prakarya dan KWU kelas 10 semester genap beserta jawaban dilengkapi dengan pembahasan untuk siswa SMA/MA/Sederajat. 1. Langkah terakhir untuk mengetahui usaha untung atau rugi, diteruskan atau berhenti setelah dilakukan. a. sasaran.
Kemasan dari sebuah produk memegang peranan yang amat penting terhadap laku tidaknya produk tersebut di pasaran. Kemasan merupakan pemberi kesan pertama yang akan dilihat oleh calon pembeli. Jika salah dalam menentukan desain kemasan maka dapat berakibat fatal, apalagi jika yang berkaitan dengan produk makanan atau minuman. Desain kemasan produk makanan dan minuman perlu dibuat dengan teliti karena berkaitan dengan berbagai hal, seperti ketahanan dan higienitas. Berikut tujuh hal yang perlu diperhatikan ketika mendesain kemasan produk baik untuk makanan atau minuman. 1. Efektivitas Dalam proses merancang desain kemasan produk, maka faktor efektivitas menjadi yang paling penting untuk dipertimbangkan. Bahan kemasan produk harus disesuaikan dengan sifat dan kebutuhan dari isi produk yang akan dikemas. Jangan sampai kemasan yang telah dibuat tidak cocok dengan produk yang akan dikemas karena menyimpang dari karakteristik produk tersebut. 2. Keamanan Pangan Food Safety Keamanan pangan dalam kemasan Hal lain yang perlu diperhatikan ketika mendesain kemasan produk ialah faktor keamanan pangan food safety. Perihal keamanan pangan ini merupakan faktor vital yang harus diutamakan saat memilih dan menentukan jenis desain kemasan dan cara pengemasannya. Keamanan produk sangat penting karena kemasan non-food grade biasanya mengandung bahan berbahaya yang dapat meracuni bahan makanan dan minuman. Nilai keamanan pangan ini juga berkaitan dengan faktor kebersihan dan higienitas dari kemasan produk. Cara mengemas yang kurang baik juga dapat menimbulkan kerusakan pada makanan atau minuman yang dikemas. 3. Desain Aergonomis Desain aergonomis yang dimaksudkan adalah berupa desain kemasan produk yang mudah dalam segala hal, misalnya mudah dibawa ke mana-mana, mudah dibuka atau disobek, mudah disimpan, mudah dituang, mudah diambil, tidak berhamburan, dan berbagai kemudahan lain yang tidak membuat repot para konsumen dengan kemasan produk tersebut. Semakin banyak kemudahan yang dimiliki, akan semakin banyak pula minat konsumen untuk membeli. 4. Mudah Dikenali Dalam meluncurkan produk, setiap perusahaan tentu berharap agar produknya tersebut mudah dikenali, populer dan memiliki ciri tersendiri. Satu yang menjadi kunci produk mudah dikenali adalah dari desain kemasan produknya. Desain kemasan produk pangan harus dirancang sedemikian rupa agar mudah dikenali dan diingat oleh konsumen. Desain kemasan produk juga harus dibuat unik agar terlihat berbeda dari produk lain khususnya untuk jenis produk serupa dari para kompetitor. Untuk membuat desain kemasan produk yang mudah dikenali, Anda bisa bekerjasama dengan jasa desain kemasan produk yang profesional seperti Sooca Design Firm misalnya. 5. Mudah dalam Pengangkutan dan Pengiriman Easy Delivery Hal lain yang juga wajib diperhitungkan dalam menentukan desain kemasan produk adalah faktor kemudahan pada proses pengiriman dan distribusinya. Jangan sampai desain kemasan produk dibuat dengan memenuhi standar keamanan pangan, tetapi sulit untuk diangkut atau dibawa. Jika hal ini terjadi, maka omzet penjualan dari produk Anda akan sulit untuk berkembang. Cara paling mudah untuk menentukan kemasan yang easy delivery adalah dengan berkonsultasi pada penyedia jasa desain kemasan produk yang memang ahli dibidangnya. 6. Faktor Keindahan Artwork Kekuatan visual masih menjadi faktor keindahan yang paling utama. Jika desain kemasan produk dibuat dengan nilai seni yang tinggi, maka kemungkinan untuk menarik perhatian konsumen juga ikut meningkat. Karenanya, usahakan untuk membuat desain kemasan yang terlihat indah dan menawan atraktif. Pada dunia industri pangan, wajib hukumnya untuk menampilkan gambar kemasan yang menggugah selera. Dalam artian, cukup dengan melihat gambar pada kemasannya saja, calon konsumen dapat membayangkan kelezatan atau kesegaran dari produk tersebut. Tentu ada banyak faktor yang perlu diperhatikan yaitu perpaduan warna, pemilihan logo, pilihan huruf, tagline, dan atribut lain. Anda bisa menyewa jasa desain kemasan produk untuk membuat desain kemasan yang menarik dan tentunya memiliki daya tarik visual yang besar. 7. Faktor Informasi dan Promosi Desain kemasan yang baik dapat menjadi media informasi awal sebelum konsumen menentukan keputusannya beli/tidak. Manfaatkan bagian tertentu pada kemasan untuk menjelaskan detail produk pangan yang anda buat, sehingga konsumen tidak merasa tertipu. Informasi jelas yang konsumen dapatkan dari kemasan produk anda dengan sendirinya akan menjadi alat untuk media promosi yang akan dilakukan oleh para konsumen dari mulut ke mulut. Ketujuh poin di atas merupakan hal dasar dalam membuat kemasan produk yang bagus. Nah, beberapa pihak juga mementingkan unsur keunikan pada desain produknya, sehingga mampu mencuri perhatian calon konsumen yang melihatnya, sekaligus juga menjadi pembeda dari kemasan produk lainnya. Nah, sebagai bahan inspirasi, berikut ini disajikan contoh-contoh desain kemasan produk dengan konsep unik dan menarik. Itulah ketujuh hal yang perlu diperhatikan ketika mendesain kemasan produk. Jika perusahaan atau brand Anda membutuhkan jasa desain kemasan produk yang handal dan profesional, maka jangan tunda untuk menghubungi tim Sooca Design Firm. Sebagai pelopor jasa desain kemasan produk yang berdomisili di Semarang, Jakarta dan Surabaya, Sooca Design akan membantu Anda menciptakan desain kemasan produk yang luar biasa! Baca juga Perusahaan Desain Kemasan Indonesia sumber Beberapa pertanyaan yang masuk ke Halaman ini pengemasan produk dapat menentukan apa saja Kemasan produk memiliki berbagai informasi sebagaimana regulasi diatur dalam Pasal 2 Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 31 Tahun 2018 tentang Label Pangan PBPOM Label Pangan yang berbunyi Setiap orang yang memproduksi pangan olahan di dalam negeri untuk diperdagangkan dalam kemasan eceran wajib mencantumkan label. Setiap orang yang mengimpor pangan olahan untuk diperdagangkan dalam kemasan eceran wajib mencantumkan label pada saat memasuki wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. pada jawaban oleh mraryaadipatiyudisti menjawab Harga, Brand Image, Legalitas dan Kualitas Produk dengan penjelasan Dalam Dunia Pemasaran Pandangan Pertama itu ditentukan oleh sebuah kemasan Nama Produk Nama produk terdiri atas Nama jenis pangan olahan, merupakan pernyataan atau keterangan identitas mengenai pangan olahan. Nama jenis pangan olahan harus menunjukan karakteristik spesifik dari pangan olahan sesuai dengan kategori pangan. Nama dagang, dapat berupa gambar, kata, huruf, angka, susunan warna, dan/atau bentuk lain tersebut yang memiliki daya pembeda. Daftar bahan yang digunakan Pencantuman daftar bahan yang digunakan merupakan daftar bahan yang digunakan dalam kegiatan atau proses produksi pangan. Bahan yang digunakan itu meliputi bahan baku, bahan tambah pangan dan bahan penolong. Pencantuman daftar bahan yang digunakan harus dicantumkan dengan jujur. Berat bersih atau isi bersih Merupakan informasi mengenai jumlah pangan olahan yang terdapat di dalam kemasan atau wadah dicantumkan dalam satuan metric. Penulisan berat bersih atau isi bersih ditulis dengan Padat ditulis menggunakan satuan milligram mg, gram g, kilogram kg; Cair ditulis menggunakan satuan milliliter ml atau mL, liter l atau L; Semi padat ditulis menggunakan satuan milligram mg, gram g, kilogram kg, milliliter ml atau mL, liter l atau L. Nama dan alamat pihak yang memproduksi atau mengimpor Pencantuman nama dan alamat yang memproduksi atau mengimpor harus jelas, siapa yang memproduksi atau siapa yang mengimpor. Halal bagi yang dipersyaratkan Pelaku usaha yang memproduksi atau mengimpor pangan olahan yang dikemas eceran untuk diperdagangkan di wilayah Indonesia wajib mencantumkan keterangan halal setelah mendapatkan sertifikat halal. Tanggal dan kode produksi Tanggal dan kode produksi paling sedikit memuat informasi mengenai riwayat produksi pangan pada kondisi dan waktu tertentu. Tanggal dan kode produksi dapat dicantumkan terpisah dari keterangan pada label dan harus disertai dengan petunjuk tempat pencantuman kode produksi. Keterangan tempat pencantuman kode produksi dapat berupa “Kode Produksi, lihat bagian bawah kaleng” “Kode Produksi, lihat pada tutup botol”. Keterangan kadaluarsa Keterang kadaluwarsa merupakan batas akhir suatu pangan dijamin mutunya, sepanjang penyimpanannya mengikuti petunjuk yang diberikan produsen. Sama seperti tanggal dan kode produksi, keterangan kadaluarsa juga dapat dicantumkan terpisah dari tulisan “Baik digunakan sebelum”, dan disertai dengan petunjuk tempat pencantuman tanggal kadaluwarsa. Namun, ada produk yang dikecualikan dari pencantuman keterangan kadaluawarsa, yaitu roti dan kue yang mempunyai masa simpan kurang dari atau sama dengan 24 jam. Nomor izin edar Pencantuman nomor izin edar pada label harus sesuai dengan nomor pendaftaran pangan yang tercantum pada izin edar. jika pangan olahan diproduksi oleh PIRT, maka pada label harus dicantumkan tulisan “P-IRT”. Asal usul bahan pangan tertentu Keterangan tentang asal usul bahan Pangan tertentu yang bersumber dari hewan atau tanaman harus dicantumkan pada daftar bahan berupa nama bahan diikuti dengan asal bahan. Pangan Olahan yang mengandung bahan berasal dari babi wajib mencantumkan tanda khusus berupa tulisan ”MENGANDUNG BABI” dan gambar babi. Pangan olahan yang proses pembuatannya bersinggungan dan/atau menggunakan fasilitas bersama dengan bahan bersumber babi wajib mencantumkan keterangan dalam pembuatan kemasan dibuat dengan memperhatikan 7 aspek yang kami jabarkan diatas. sifat-sifat yang harus dimiliki oleh sebuah kemasan Sifat bahan kemasan yang harus dimiliki oleh setiap kemasan adalah Memiliki kemampuan tahan terhadap udara seperti oksigen dan berbagai macam bentuk gas lainnya Memiliki sifat non-toxic dan juga inert sehingga akan dapat melakukan pertahanan terhadap warna, aroma hingga sebuah cita rasa yang akan dimiliki oleh sebuah produk ketika dilakukan pengemasan Memiliki kemampuan kedap air Memiliki kemampuan yang dimana kuat dan juga tidak akan dapat dengan mudah untuk bocor Memiliki ketahanan terhadap panas Mudah untuk dilakukan pengerjaan dalam skala besar serta memiliki harga yang terbilang kompetitif jika kita salah dalam memilih kemasan maka akan berakibat rusaknya barang yang dikemas, kesulitan dalam pendistribusian, masa kadaluarsa yang pendek. pengemasan produk dapat menentukan biaya produksi, harga jual, dan segmentasi pasar untuk menambah nilai estetis kerajinan jam tangan kayu cocok disajikan dengan kemasan berbahan kayu daur ulang berdasarkan data tersebut berbagai hal yang berhubungan kemasan desain kreatif ditunjukkan pada nomor jika kita salah dalam penyajian dan kemasan maka akan berakibat jelaskan informasi yang harus ditampilkan dalam setiap kemasan produk kerajinan atau pengolahan berikut hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menetapkan desain proses produksi kerajinan kecuali sebutkan kunci utama dalam pembuatan desain kemasan yang baik aspek utama yang harus diperhatikan dalam pembuatan karya seni rupa seorang perupa atau desainer harus memperpertimbangkan aspek berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyajikan penampilan olahan pangan kecuali pertimbangan utama dalam merancang kemasan adalah hal-hal pada kemasan yang terkait dengan selera masyarakat adalah dalam pembuatan kemasan dibuat dengan memperhatikan…. berikut yang akan menjadi daya tarik konsumen agar lebih tertarik pada makanan yang disajikan adalah faktor ekonomi yang harus diperhatikan dalam membuat kemasan adalah berikut adalah unsur yang terdapat dalam kemasan kecuali aspek utama yang harus diperhatikan dalam pembuatan karya seni rupa seorang perupa atau desainer harus memperpertimbangkan aspek … * yang harus dipertimbangkan pada desain produk farmasi adalah dalam pengemasan produk pangan aspek penting yang harus diperhatikan adalah berikut hal hal yang perlu diperhatikan dalam menetapkan desain proses produksi kerajinan kecuali bagaimana sebaiknya hasil kerajinan disajikan
padapangan, dimasukkan ke dalam, ditempelkan pada, atau merupakan bagian kemasan pangan Perlu label pada Kemasan 31 •Label : berisikan keterangan mengenai pangan yang bersangkutan, sekurang-kurangnya : a. nama produk; b. daftar bahan yang digunakan; c. berat bersih atau isi bersih; d. nama dan alamat pihak yang memproduksi
3. Cranes dan hoists Cranes derek dan hoists kerekan adalah peralatan material handling yang digunakan untuk memindahkan beban secara terputus-putus dengan area terbatas. Gambar Bridge crane Sumber Keuntungan crane dan hoists, yaitu a. Dimungkinkan untuk mengangkat dan memindahkan benda b. Keterkaitan dengan lantai produksi sangat kecil c. Lantai kerja yang berguna untuk kerja dapat dihemat dengan memasang peralatan material handling berupa cranes Kerugian crane dan hoists, yaitu a. Membutuhkan investasi yang besar b. Pelayanan terbatas pada area yang ada c. Cranes hanya dapat bergerak pada garis lurus, tidak dapat berputar atau belok d. Pemakaian tidak dapat maksimal sesuai yang diinginkan karena cranes hanya dapat digunakan untuk periode waktu yang pendek setiap hari kerja Pertimbangan Perancangan Sistem Material Handling Sistem material handling pada dasarnya dilakukan guna meningkatkan efisiensi perpindahan material dari satu departemen ke departemen lainnya. Dengan aliran material yang lebih efisien, biaya material handling dapat ditekan seminimal mungkin. Efisiensi dapat terwujud jika proses perpindahan material tersebut menggunakan sistem dan peralatan yang sesuai. Keputusan mengenai sistem dan peralatan pemindah material harus didasarkan atas pertimbangan- pertimbangan yang matang. Pertimbangan yang harus dilakukan antara lain menyangkut, yaitu 1. Karakteristik material, Penggunaan alat pemindah material yang kurang sesuai dengan material yang ditangani dapat meningkatkan biaya, dan semua hal tersebut harus dihindari. Karakteristik dari suatu material atau barang dalam suatu pabrik mutlak untuk diketahui terlebih dahulu. Karakteristik material antara lain dapat dikategorikan berdasarkan hal-hal seperti berikut di bawah ini, yaitu a. Sifat fisik, Dapat berupa padat, cair, atau gas. b. Ukuran, Seberapa besar volume, panjang, lebar, serta tinggi material atau barang. c. Berat, Per buah, per kotak, atau per unit volume. d. Bentuk, Berupa plat panjang, persegi, bulat, dan sebagainya. e. Kondisi, Dalam keadaan panas. Dingin, kering, basah, dan sebagiannya. f. Resiko keamanan, Apakah mudah meledak, beracun, mudah pecah, mudah patah, dan sebagainya. Pertimbangan sifat fisik, ukuran, berat, bentuk, dan kondisi material atau barang yang akan dipindahkan, serta karakter lain dari material atau barang, sistem pemindah material akan lebih mudah ditentukan. Tabel Karakteristik dari metode material handling Type Characteristic Manual Mechanized Automated Weight Low High High Volume Low High High Speed Low Medium High Frequency Low Medium High Capacity Low Medium High Flexybility Low Medium Low Acquisition Cost Low Medium High Operating Cost High Medium Low Sumber 2006 2. Tingkat aliran material, Pertimbangan lain yang harus dilakukan dalam perencanaan sistem material handling adalah aliran material atau barang. Dua hal utama dalam aliran material adalah menyangkut kuantitas atau jumlah material yang dipindahkan dan jarak perpindahan material tersebut. Perencanaan sistem dan peralatan material handling harus memperhatikan kedua aspek ini. Jumlah aliran yang rendah dan jarak perpindahan yang relatif pendek, tidak perlu digunakan conveyors, cukup dengan sistem manual atau peralatan seperti hand trucks. Sedang jika jarak sedikit lebih jauh dengan aliran material rendah, dapat digunakan peralatan automated guided vehicles AGVs. Berbeda halnya dengan aliran material sangat tinggi maka perlu sekali dipertimbangkan penggunaan peralatan material berupa conveyors. Selain conveyors bisa juga menggunakan AGV train jika jarak perpindahan material sedikit jauh. Pertimbangan aliran material dalam perencanaan material handling dapat digambarkan pada gambar dibawah ini. Gambar Pertimbangan aliran material Sumber Herdiman L., 2003 3. Tipe tata letak pabrik, Tipe tata letak merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan material handling. Untuk tipe fixed position layout dengan karakter produk berukuran sangat besar dengan tingkat produksi rendah, perpindahan material dilakukan dengan bantuan peralatan seperti crane, hoists, dan trucks. Tipe process layout dengan karakter produk bervariasi dan tingkat produksi yang relatif rendah atau sedang, maka peralatan seperti handtruck, forklift, truck, dan AGV’s dapat digunakan sebagai peralatan pemindah material atau barang. Sedang untuk tipe product layout digunakan conveyors untuk menangani aliran produk dengan tingkat produksi tinggi. Proses perpindahan komponen dapat juga digunakan trucks. Prinsip-Prinsip Material Handling
Dilansirdari Courses Lumenlearning, terdapat empat komponen utama dalam melakukan perencanaan produksi, di antaranya: 1. Lokasi Produksi. Saat melakukan aktivitas produksi, lokasi untuk membuat semua produk tentu jadi hal pertama yang harus diperhatikan. Penting untuk mengetahui apa saja fasilitas yang menunjang bagi proses produksi.
Kemasan memiliki peran dalam meningkatkan minat konsumen terhadap pembelian produk. Desain kemasan yang sesuai dengan keinginan konsumen dapat diperoleh dari rancangan kemasan berdasarkan emosi dan perasaan konsumen. Hal ini dapat pula meningkatkan daya saing produk di pasaran. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi kebutuhan konsumen dan menentukan konsep desain visual produk handsanitizer dengan pendekatan Kansei engineering. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu Term Frequency Inverse Document Frequency TF-IDF dan Principal Component Analysis PCA. Hasil pengidentifikasian kebutuhan konsumen terhadap produk handsanitizer diperoleh 25 kata kansei yang mewakili produk dan ekstraksi kata Kansei pada kemasan handsanitizer menggunakan metode PCA menunjukkan dua konsep desain yaitu Eye catching dan Praktis. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Jurnal Agroindustri Halal ISSN 2442-3548 Volume 8 Nomor 1, April2022 013 Pengembangan Konsep Desain Kemasan Produk Handsanitizer dengan Pendekatan Kansei Engineering Development of Packaging Design Concept on Handsanitizer Product Based on Kansei Engineering Approach Delfitriani Delfitriani1a, Diki1, Fina Uzwatania1 1Program studi Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Ilmu Pangan Halal, Universitas Djuanda Bogor, Jl. Tol Ciawi No 1, Bogor, 16720 aKorespondensi Delfitriani Delfitriani, E-mail delfitri70 Diterima 15 – 12 – 2021, Disetujui 28 – 04 - 2022 ABSTRACT Packaging has a role in increasing consumer interest in product purchases. Packaging designs that follow consumer desires can be obtained from packaging designs based on consumer emotions and feelings. This can also improve product competitiveness in the market. This research was conducted to identify consumer needs and determine the visual design concept of the hand sanitizer product using the Kansei engineering approach. The methods used in this research are Term Frequency Inverse Document Frequency TF-IDF and Principal Component Analysis PCA. The results of identifying consumer needs for hand sanitizer products obtained 25 Kansei words that represent the product, and the extraction of Kansei words on hand sanitizer packaging using the PCA method showed two design concepts, namely Eye-catching and Practical. Keywords handsanitizer, principal component analysis, product design, term frequency inverse document frequency ABSTRAK Kemasan memiliki peran dalam meningkatkan minat konsumen terhadap pembelian produk. Desain kemasan yang sesuai dengan keinginan konsumen dapat diperoleh dari rancangan kemasan berdasarkan emosi dan perasaan konsumen. Hal ini dapat pula meningkatkan daya saing produk di pasaran. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi kebutuhan konsumen dan menentukan konsep desain visual produk handsanitizer dengan pendekatan Kansei engineering. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu Term Frequency Inverse Document Frequency TF-IDF dan Principal Component Analysis PCA. Hasil pengidentifikasian kebutuhan konsumen terhadap produk handsanitizer diperoleh 25 kata kansei yang mewakili produk dan ekstraksi kata Kansei pada kemasan handsanitizer menggunakan metode PCA menunjukkan dua konsep desain yaitu Eye-catching dan Praktis. Kata kunci desain produk, handsanitizer, principal component analysis, term frequency inverse document frequency Delfitriani, D., Diki, & Uzwatania, F. 2022. Pengembangan Konsep Desain Kemasan Produk Handsanitizer dengan Pendekatan Kansei Engineering. Jurnal Agroindustri Halal, 81, 13 – 20. 014 Delfitriani et al. Pengembangan Konsep Desain Kemasan Produk Handsanitizer PENDAHULUAN Kemasan merupakan salah satu faktor kritis dalam proses pengambilan keputusan karena kemasan adalah salah satu bentuk komunikasi dengan konsumen. Fungsi logistik dari kemasan produk yaitu untuk melindungi produk pada saat distribusi sedangkan dari aspek pemasaran, kemasan produk merupakan cara menarik untuk menyampaikan pesan tentang elemen produk kepada konsumen saat pembelian. Kemasan mengomunikasikan brand personality melalui berbagai elemen struktural dan visual, termasuk kombinasi logo, warna, tulisan, bahan kemasan, gambar, deskripsi produk, bentuk, dan elemen lain yang menyediakan asosiasi merek brand association Wulansari, 2019. Pandemi Covid-19 telah merubah pola hidup masyarakat global. Salah satu kebiasaan baru saat ini adalah penggunaan handsanitizer sebagai barang yang harus ada baik itu di rumah maupun saat bepergian. Penggunaan handsanitizer dapat menjadi alternatif pengganti cuci tangan dengan sabun antiseptik untuk pembasmi virus melalui sentuhan yang paling praktis Asngad et al., 2018. Hal ini menyebabkan banyaknya penawaran produk handsanitizer di pasaran. Konsumen akan menemukan sangat banyak merek untuk produk handsanitizer dalam satu kali kunjungan ke pasar. Oleh karena itu, dalam lingkungan kompetitif ini, kemasan menjadi alat yang efektif untuk menangkap niat beli konsumen. Kemasan akan membantu dalam hal diferensiasi produk, mencapai keunggulan kompetitif, dan meningkatkan market share Hussain et al., 2015. Pemahaman mengenai bagaimana konsumen memandang dan mengevaluasi kemasan selama fase keputusan pembelian dapat memberikan pedoman untuk strategi desain dan komunikasi kemasan Kovac et al., 2019. Desain kemasan yang menarik secara estetis mendorong respon emosional yang mempengaruhi pilihan. Respon emosional ini mengarahkan perhatian konsumen dan mempengaruhi dalam proses pengambilan keputusan Chitturi et al., 2019. Konsep desain kemasan yang dibentuk dari respon emosional konsumen dapat membantu produsen dalam meningkatkan citra merek produk. Konsep desain ini nantinya juga dapat dikorelasikan dengan elemen desain kemasan dan persepsi konsumen terhadap kemasan produk dalam rangka merancang desain kemasan yang mewakili kebutuhan dan keinginan konsumen. Berdasarkan keberagaman produk handsanitizer yang ada di pasaran dan pengaruh kemasan terhadap keputusan pembelian, pada penelitian ini mencoba mengidentifikasi dan menganalisis konsep desain visual kemasan produk handsanitizer yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen. Pendekatan Kansei Engineering KE digunakan untuk menggali kesan/ emosi konsumen terhadap kemasan produk handsanitizer yang direpresentasikan melalui Kansei Word KW. Penelitian terdahulu yang menjadi acuan diantaranya, pengembangan elemen desain kemasan dadih menggunakan Kansei Engineering Delfitriani et al. 2018, desain afektif kemasan jenang di Indonesia Habyba et al., 2019, konstruksi intelegensia bisnis pada desain afektif produk dadih Delfitriani & Djatna, 2019, dan desain afektif kemasan produk household care berbahan baku serat selulosa Delfitriani et al., 2020. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengidentifikasi kebutuhan konsumen terhadap produk handsanitizer dan menentukan konsep desain visual produk handsanitizer. MATERI DAN METODE Kerangka Berpikir Kansei Engineering KE atau affective engineering merupakan metode pengembangan produk yang menerjemahkan perasaan psikologis konsumen ke dalam spesifikasi desain produk. Metode ini dikembangkan oleh Prof. Mutsuo Nagamachi pada tahun 1970 yang saat itu KE lebih dikenal dengan emotion engineering. KE adalah teknologi yang menyatukan Kansei perasaan dan emosi dengan disiplin ilmu Teknik Suzianti & Aldianto, 2020. Jurnal Agroindustri Halal ISSN 2442-3548 Volume 8 Nomor 1, April 2022 015 Pada penelitian ini dilakukan analisis konsep desain produk handsanitizer berdasarkan pendekatan KE dengan 2 dua tahapan penelitian. Tahapan pertama yaitu mengidentifikasi kebutuhan afektif konsumen terhadap produk handsanitizer. Tahapan kedua adalah menentukan konsep desain visual produk handsanitizer. Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan yang nantinya dapat digunakan sebagai dasar pengembangan formulasi desain visual kemasan handsanitizer. Tahapan penelitian dapat dilihat pada Gambar 1. Tujuan 1 Mengidentifikasi kebutuhan afektif konsumenTujuan 2 Menentukan konsep desain visual kemasan handsanitizerMulaiIdentifikasi kebutuhan konsumenMembuat kuesioner pertama untuk kebutuhan konsumenMenyebarkan kuesiner kepada respondenMengumpulkan kata-kata kansei hasil kuesionerMembuat peringkat kata-kata kansei berdasarkan bobot setiap kata menggunakan TF-IDFEvaluasi kansei menggunakan kuesioner keduaEkstraksi kata kansei menggunakan PCAKonsep desain kemasan handsanitizerSelesaiGambar 1. Tahapan penelitianTeknik Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan sekunder. Data primer dalam penelitian didapatkan di lapangan dengan menggunakan instrumen kuesioner yang disebarkan kepada 30 responden menggunakan purposive sampling. Pemilihan 30 responden tersebut berdasarkan kriteria responden yang menggunakan handsanitizer dan mempertimbangkan kemasan handsanitizer pada saat membeli. Data sekunder digunakan untuk pengumpulan kemasan-kemasan produk handsanitizer di pasaran melalui survei pasar dan internet. Sampel kemasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 20 kemasan handsanitizer. Penyebaran kuesioner dilakukan secara bertahap dengan 2 kali penyebaran kuesioner. Kuesioner pertama digunakan untuk mengumpulkan Kansei word KW. KW merupakan kata yang ada dipikiran konsumen ketika melihat, menyentuh, atau berinteraksi dengan produk. Kuesioner kedua dibuat untuk mengevaluasi sampel produk dengan KW. Evaluasi ini dilakukan dengan menampilkan gambar produk kepada responden kemudian responden diminta untuk menilai sampel produk dengan semua KW hasil dari tahapan pertama yang telah dirancang dengan semantic differential SD. Skala SD terdiri dari pasangan dua buah KW yang memiliki arti yang berlawanan berupa kata positif dan negatif. Skala semantic differential yang digunakan yaitu dari -2 sampai 2. 016 Delfitriani et al. Pengembangan Konsep Desain Kemasan Produk Handsanitizer Analisis Data 1. Menganalisis Kebutuhan Afektif Konsumen Analisis kebutuhan afektif konsumen dilakukan dengan pengumpulan Kansei word KW yang mewakili persepsi konsumen terhadap produk Handsanitizer. KW yang diperoleh berasal dari literatur terkait dan kuesioner kebutuhan konsumen terhadap produk. Setelah KW ini dikumpulkan melalui kuesioner, kata tersebut diolah dengan metode Term Frequency- Inverse Document Frequency TF-IDF. TF-IDF merupakan pengukuran secara statistika yang mengevaluasi seberapa relevan sebuah kata dengan dokumen dalam sekumpulan dokumen Monnes & Coleman 2006. Penelitian ini menggunakan TF-IDF untuk pembobotan kata kansei melalui perhitungan frekuensi kemunculan kata tersebut dalam dokumen kuesioner. Bobot yang diperoleh menunjukkan seberapa penting kata-kata Kansei yang merepresentasikan persepsi konsumen terhadap kemasan handsanitizer. Algoritma TF-IDF mengikuti tiga karakteristik numerik berikut Havrlant & Kreinovich, 2017 1. Jumlah tft,d dimana kata t muncul di dalam dokumen d, hal ini disebut sebagai term frequency 2. Jumlah total N dokumen dalam kumpulan teks D tertentu 3. Jumlah dari dokumen dft yang berisi kata t tertentu dikenal sebagai document frequency Berdasarkan karakteristik 2 dan 3, algoritma menghitung jumlah      disebut sebagai inverse document frequency. Sebagai kata kunci yang mencirikan dokumen d tertentu, kemudian kata t dipilih dengan nilai terbesar berdasarkan rumus          . 2. Menentukan Konsep Desain Visual Produk Pada tahap ini dilakukan analisis hasil dari pengumpulan data kuesioner kedua. Hasil dari kuesioner kedua dianalisis menggunakan metode Principal Component Analysis untuk mengetahui korelasi antara KW yang terkait sehingga diperoleh ekstraksi KW berupa konsep desain kemasan handsanitizer. Algoritma PCA adalah sebagai berikut Jaadi, 2021 1. Standarisasi bertujuan membakukan rentang variabel awal sehingga masing-masing variabel yaitu kansei word berkontribusi sama untuk analisis. 2. Menghitung matriks kovarian bertujuan untuk melihat hubungan antar variabel 3. Menghitung eigenvector dan eigenvalue dari matriks kovarian untuk mengidentifikasi principal component 4. Fitur vector 5. Penyusunan kembali data di sepanjang sumbu principal component Pada tahap akhir, Kansei Word di kelompokan ke PC sesuai dengan komponen pemuatannya yang dihasilkan dari matriks eigenvektor dan diintrepretasikan menjadi konsep desain baru. HASIL DAN PEMBAHASAN Kebutuhan Afektif Konsumen Kemasan produk merupakan bagian terluar yang membungkus sebuah produk dan merupakan hal pertama yang terlihat oleh konsumen. Elemen desain kemasan yang dijadikan sebagai daya tarik dalam membeli sebuah produk berfungsi sebagai media komunikasi yang menjelaskan segala sesuatu tentang produk kepada konsumen Delfitriani et al. 2020. Kebutuhan afektif mendeskripsikan perasaan konsumen terhadap produk dan memberikan Jurnal Agroindustri Halal ISSN 2442-3548 Volume 8 Nomor 1, April 2022 017 penilaian mengenai baik atau buruk, senang atau tidak senang, suka atau tidak disuka, dan lain sebagainya. Pada tahapan analisis kebutuhan afektif konsumen terhadap produk handsanitizer menghasilkan 46 Kansei word KW. Penentuan KW menjadi dasar untuk tahapan selanjutnya. KW yang telah diperoleh kemudian diperingkatkan menggunakan TF-IDF. Metode TF-IDF merupakan metode statistik yang dimaksudkan untuk mencerminkan betapa pentingnya sebuah kata bagi sebuah dokumen dalam sebuah kumpulan teks Delfitriani et al. 2018. Berdasarkan hasil pengumpulan kata Kansei menggunakan kuesioner pertama maka kata tersebut direduksi menggunakan TF-IDF sehingga diperoleh 28 KW yang memiliki bobot tertinggi, seperti yang terlihat pada Tabel 1. Tabel 1. Pembobotan kata Kansei dengan TF-IDF Dua puluh delapan Kansei Word tersebut menjelaskan karakteristik kemasan produk handsanitizer yang menjadi kebutuhan afektif konsumen. Sebagai contoh diambil 5 KW dengan bobot tertinggi yaitu bentuk bagus, praktis, komposisi warna menarik, original, dan aspek legal jelas. Hal ini menunjukkan persepsi dan aspek-aspek yang paling diinginkan oleh konsumen dari kemasan produk. Semakin tinggi bobot KW yang diperoleh dapat diartikan sebagai banyaknya KW muncul dipikiran konsumen dan merepresentasikan kemasan handsanitizer yang diinginkan sesuai dengan KW tersebut. Konsep Desain Kemasan Handsanitizer Kansei word KW dievaluasi dengan menggunakan kuesioner kedua. Ekstraksi KW merupakan tahap untuk mengevaluasi kata Kansei pada konsumen handsanitizer. Pada tahap ini digunakan Principal Component Analysis PCA sebagai metode untuk mengekstraksi fitur baru KW. Hasil dari PCA terdiri dari nilai eigenvelue, variabilitas dan proporsi kumulatif dari total varian masing-masing principal component dan koefisien masing-masing principal component Lokman & Kamaruddin, 2010 seperti yang ditunjukan pada Tabel 2. Hasil proporsi kumulatif 018 Delfitriani et al. Pengembangan Konsep Desain Kemasan Produk Handsanitizer Pemilihan principal component PC pada dasarnya disesuaikan kebutuhan penelitian karena tidak ada aturan khusus dalam pemilihan jumlah komponen utama. Jumlah PC dapat ditentukan dengan melihat persentase varian kumulatif yang dipilih mampu menerangkan total varian data sekitar 70% sampai 80% Simmanora, 2005. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan PCA, pada penelitian ini menggunakan PC 1 dan PC 2 yang nantinya merepresentasikan konsep desain kemasan. Gambar 2. Scree Plot pada PCA Hasil dari PC1 menunjukkan bahwa proporsi total kumulatif 59,43% dan eigenvalue >1 yang ditunjukkan pada Tabel 2. Hal ini menunjukkan bahwa PC1 dapat mewakili varian dari koleksi kata-kata Kansei sebesar 59,43% dari keseluruhan data. Sesuai dengan yang dikemukakan Simmanora 2005, maka PC2 yang bernilai 73,72 % dapat mewakili varian kata-kata Kansei. Oleh karena itu, dalam penelitian ini PC1 – PC2 telah memenuhi persyaratan ditandai dengan huruf tebal. Apabila tabel proporsi kumulatif dapat menjelaskan dasar jumlah faktor yang didapat dengan perhitungan angka, maka scree plot menunjukkan penjelasan tersebut dalam bentuk grafik. Semakin landai gradien di antara titik yang ada, maka semakin kecil perubahan akumulasi variansi yang dijelaskan. Gambar 2 menunjukkan bahwa pemilihan 2 PC dapat dikatakan cukup baik karena nilai pertambahan akumulasi PC yang signifikan. Berdasarkan Tabel 3 komponen PCA PC1 dan PC2 diterjemahkan kedalam konsep desain Kansei. Setiap kata yang masuk kedalam PC ditandai dengan huruf tebal. Variabel yang memiliki koefisien bernilai besar dan positif negatif pada kombinasi linear dapat mendefinisikan sebuah PC yang dapat dikatakan bahwa terdapat korelasi yang positif negatif antara variabel tersebut dengan PC yang didedifinisikan Ghiffari 2019. Kata-kata bentuk bagus, praktis, komposisi warna menarik original, aspek legal jelas, ekonomis, warna jelas, elegan, merk jelas, indah, aman, ramah lingkungan memuat nilai positif tertinggi pada Principal Component 1 PC1. PC1 diterjemahkan sebagai kesan Eye catching atau menarik perhatian. Oleh sebab itu untuk konsep desain Kansei pertama untuk kemasan handsanitizer adalah konsep Eye Catching. Dalam PC2 terdapat kata Mudah dibawa yang memiliki nilai bermuatan positif tinggi dan kata ramah lingkungan memiliki nilai negatif tertinggi, sehingga pada Principal Component 2 PC2 ditafsirkan sebagai konsep Praktis. Kata-kata bentuk bagus, praktis, komposisi warna menarik original, aspek legal jelas, ekonomis, warna jelas, elegan, merk jelas, indah, aman, ramah lingkungan memuat nilai positif tertinggi pada Principal Component 1 PC1. PC1 diterjemahkan sebagai kesan Eye catching atau menarik perhatian. Oleh sebab itu untuk konsep desain Kansei pertama untuk kemasan Jurnal Agroindustri Halal ISSN 2442-3548 Volume 8 Nomor 1, April 2022 019 handsanitizer adalah konsep Eye Catching. Dalam PC2 terdapat kata mudah dibawa, mudah digunakan, ekonomis, dan praktis yang memiliki nilai bermuatan positif tinggi dan kata komunikatif memiliki nilai negatif tertinggi, sehingga pada Principal Component 2 PC2 ditafsirkan sebagai konsep Praktis. Tabel 3. Matriks komponen PCA KESIMPULAN Berdasarkan identifikasi kebutuhan konsumen terhadap produk handsanitizer diperoleh 48 kansei word KW yang kemudian dipilih 28 KW yang memiliki bobot tertinggi hasil pengolahan menggunakan TF-IDF. Ekstraksi KW dilakukan dengan metode PCA menghasilkan 2 dua konsep desain kemasan handsanitizer yakni Eye Catching dan Praktis. Konsep desain ini mewakili emosi konsumen terhadap kemasan handsanitizer dan dapat selanjutnya digunakan untuk referensi desain kemasan produk pada penelitian selanjutnya. DAFTAR PUSTAKA Asngad, A., Bagas, A., & Nopitasari, N. 2018. Kualitas gel Pembersih Tangan Handsanitizer dari Ektrak Batang Pisang dengan Penambahan Alkohol, Triklosan dan Gliserin yang Berbeda Dosisnya. Jurnal Bioeksperimen, 42, 61-70. Chitturi, R., Londono, J. C., & Amezquita C. A. 2019. The Influence of Color and Shape of Package Design on Consumer Preference The Case of orange Juice. International Journal of Inovation and Economic Development, 52, 42-56. Delfitriani, D., Djatna, T., & Syamsir, E. 2018. Development of packaging appearance element design of dadih with kansei engineering approach. IPTEK Journal of Proceedings Series, 3, 16-23. 020 Delfitriani et al. Pengembangan Konsep Desain Kemasan Produk Handsanitizer Delfitriani, & Djatna T. 2019. Construction of business intelligence in dadih product affection design. IOP Conference Series Earth and Environmental Science, 2301, 012053. Delfitriani, D., Vanieza, R., & Ginantaka, A. 2020. Desain afektif kemasan produk household care berbahan baku serat selulosa pada PT XY. Industria Jurnal Teknologi dan Manajemen Industri, 92, 134-142. Ghiffari, M. A. 2019. Analisis dan Desain Visual kemasan Cokelat Bar Berbasis Kansei Engineering. [Tesis, Institut Pertanian Bogor]. IPB University Scientific Repository. Habyba, A. N., Delfitriani, Djatna, T. 2019. An affective design for jenang packaging in Indonesia. IOP Conference Series Earth and Environmental Science, 2301, 012030. Havrlant, L., & Kreinovich, V. 2017. A simple probabilistic explanation of term frequency-inverse document frequency TF-IDF heuristic and variations motivated by this explanation. International Journal of General Systems, 46, 27-36. Hussain, S., Ali, S., Ibrahum, M., Noreen, A., Ahmad, & Sayed, F. 2015. Impact of product on consumer perception and purchase intention. Journal of marketing and Consumer Research, 10. Jaadi, Z. 2021, April 1. A Step-by-step explanation of principal component analysis PCA. Builtin. Kovac, A., Kovacevic, D., Bota, J., & Brozovic, M. 2019. Consumers’ preferences for visual elements on chocolate packaging. Journal of Graphic Engineering and Design, 101, 13-18. Lokman, A. M., & Kamaruddin, K. 2010. Kansei affinity cluster for affective product design. 2010 International Conference on User Science Engineering i-USEr, 38-43. Monness, E., & Coleman, S. 2006. LISREL An Alternative to MANOVA and Principal Components in Designed Experiments When The Response is Multidimentional. Quality and Reliability Engineering Internatinal, 222, 213-224. Simmanora, B. 2005. Analisis Multivariat Pemasaran. PT Gramedia Pustaka Utama. Suzianti, A., & Aldianto, A. 2020. Redesign of product packaging with kansei engineering empirical study on small-medium enterproses in Indonesia. Makara J. Technology, 242, 65-71. Wulansari, A. S. 2019. Food product packaging design as marketing tools in purchase decision. Journal of Management and Leadership, 22, 19-30. ... Beberapa konsumen bahkan sangat teliti dalam mencermati bahan-bahan apa saja yang digunakan pada suatu produk. Bahkan, kelengkapan informasi pada label kemasan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen khususnya pada keputusan dalam membeli produk Delfitriani et al. 2020;Delfitriani et al. 2022. ...UKM ABC merupakan industri pengolahan abon sapi di Kabupaten Purbalingga yang pemasarannya telah meluas hingga ke Banyumas, Cilacap, Bandung, dan Jakarta. Peningkatan permintaan abon sapi, menyebabkan bermunculannya produk sejenis sebagai pesaing. Dalam rangka menghadapi iklim usaha yang semakin kompetitif ini, perusahaan perlu meningkatkan kepuasan konsumen dengan menerapkan strategi perbaikan mutu abon sapi UKM ABC, khususnya yang masih belum memenuhi harapan konsumen. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan atribut mutu produk yang menjadi prioritas untuk diperbaiki dan memberikan rekomendasi upaya peningkatan mutu produk abon sapi UKM ABC. Penelitian dilakukan dengan penyebaran kuesioner kepada 200 responden, yang kemudian dianalisis dengan Importance Performance Analysis IPA. Hasil penelitian menunjukkan atribut mutu abon sapi yang perlu diperbaiki meliputi logo halal pada label kemasan, informasi komposisi bahan pada label kemasan, warna abon, dan informasi tanggal kadaluarsa pada label kemasan. Upaya peningkatan mutu abon sapi yang dapat dilakukan berupa pencantuman logo halal, komposisi bahan, dan tanggal kadaluarsa pada kemasan, perbaikan warna abon dengan pengendalian penggunaan gula, minyak, waktu dan suhu Kemasan produk saat ini harus dapat memenuhi kebutuhan konsumen dengan persepsi berbeda-beda. Desain afektif untuk kemasan produk diperlukan untuk mengetahui respon atau emosi konsumen tehadap produk tersebut. Tujuan dari penelitian adalah mengidentifikasi kebutuhan afektif konsumen untuk desain kemasan produk household care ramah lingkungan, mengidentifkasi elemen desain yang relevan dengan kemasan produk, dan mengembangkan desain afektif kemasan produk berdasarkan elemen desain dan kebutuhan afektif konsumen. Metode yang digunakan yaitu Algoritma Relief untuk menentukan elemen desain relevan berdasarkan tingkat kepentingan dan Association Rule Mining ARM untuk merumuskan desain kemasan yang efektif. Hasil dari penelitian ini berupa sepuluh elemen kemasan terpenting menurut persepsi konsumen bentuk badan, volume isi, letak brand, bahan kemasan, warna tulisan brand, fungsi kemasan, ukuran huruf, gambar tema, warna badan, serta rasio panjang dan lebar kemasan. Sampel kemasan diklasifikasikan berdasarkan sepuluh elemen desain tersebut dan tipenya pada setiap elemen. Metode ARM menghasilkan sepuluh aturan teratas dari hubungan antar elemen desain dengan persepsi konsumen. Sepuluh aturan tersebut dapat digunakan sebagai pedoman dalam mengem-bangkan desain kemasan produk. Kata kunci Association Rules Mining, desain afektif, elemen desain, Relief Abstract Product packaging nowadays must be able to fulfill the needs of consumers with different perceptions. Affective design for household care product packaging is required to determine consumer responses or emotions for the product. This research aims to identify the consumer needs for design product packaging, identify the relevant design elements to the product packaging, and develop the affective design of packaging based on design elements and consumer needs. The methods used were Relief Algorithm to extract the essential design elements and resulted in the most essential element and Association Rule Mining ARM to formulate an affective design of household care packaging in PT XY. These research results are the ten essential packaging elements according to consumer perceptions body shape, content volume, brand position, packaging material, brand writing color, packaging function, font size, theme image, body-color, and width to length ratio. The packaging sample classified based on the ten design elements and the type for each element. ARM resulted in the top ten rules based on the relation between design elements and consumer perceptions. PT XY can use it for guidelines in developing effective product packaging design. Keywords affective design, Association Rules Mining, design element, ReliefMany recent researches focused on packaging elements as two separate groups visual and informative elements. This study goes deeper into the group of visual elements on food packaging strawberry chocolate packaging in order to investigate their ability to attract attention. The elements tested in the study were typeface, graphics, pattern and colour. The study included 90 people who participated by filling out an online questionnaire. The participants’ task was to choose, among packaging designs with the manipulated visual elements, the one they preferred. According to the results, typeface did not affect participants’ preferences. On the contrary, graphics, patterns and colours had a significant impact on the choices. Participants preferred photography over illustration, concrete pattern over abstract and vivid colours over dull. These results can be used as guidelines in marketing and recent years, product emotion and affective design has received encouraging attention from the industry as well as academia all over the world. Several methods and tools exist and used to assist the process of evaluating users' emotional experience, and the proceeding associated procedure. Previous studies involving the assessment of emotion have seen different ways used to represent verbal description of the subjective emotion. Most of them set their basis on several keywords that somehow fit to describe the study domain. However, these have lead to many cases of poor semantic dimension, since a good reference for affinity of words does not exist. This research aimed to develop a full-range of emotional keywords and their affinity cluster by the use of KJ Method. As a result, a total of 820 words were derived and forty-three clusters were generated. The resulting cluster is developed into Kansei Affinity Cluster, which will be a good reference for all studies involving the assessment of emotion. It will benefit the industry as well as academia towards accessing users' subjective emotional experience with product Havrlant Vladik KreinovichIn document analysis, an important task is to automatically find keywords which best describe the subject of the document. One of the most widely used techniques for keyword detection is a technique based on the term frequency-inverse document frequency tf-idf heuristic. This techniques has some explanations, but these explanations are somewhat too complex to be fully convincing. In this paper, we provide a simple probabilistic explanation for the tf-idf heuristic. We also show that the ideas behind explanation can help us come up with more complex formulas which will hopefully lead to a more adequate detection of designed industrial experiments, the response is often multidimensional. There may be different responses and/or responses of equal kind that are correlated. The usual analysis is by a separate ANOVA Analysis of Variance for each response or by MANOVA Multivariate Analysis of Variance of all responses simultaneously. However, ANOVA/MANOVA techniques do not fully address the multivariate situation. In this paper, MANOVA, principal components analysis, and LISREL Linear Structural Relationship, are applied to the results of an experiment concerning high-precision breathing apparatus to be used by firefighters. The experimental design is a 25−1V, having seven response measurements and five replicates. We address both establishing a cause–effect relation, and the estimation of the impact size. The multivariate techniques strongly reduce the number of tests to be performed. MANOVA and LISREL provide standard errors of every parameter of interest. The LISREL model is very flexible in model building and parameter testing, and it gives enhanced insight into the experimental results. Its use in industrial experiments has not been fully exploited; one possible explanation is that such experiments often have too few runs. Copyright © 2005 John Wiley & Sons, dan Desain Visual kemasan Cokelat Bar Berbasis Kansei EngineeringM A GhiffariGhiffari, M. A. 2019. Analisis dan Desain Visual kemasan Cokelat Bar Berbasis Kansei Engineering. [Tesis, Institut Pertanian Bogor]. IPB University Scientific affective design for jenang packaging in IndonesiaA N HabybaDelfitrianiT DjatnaHabyba, A. N., Delfitriani, Djatna, T. 2019. An affective design for jenang packaging in Indonesia. IOP Conference Series Earth and Environmental Science, 2301, of product on consumer perception and purchase intentionS HussainS AliM IbrahumA NoreenAhmadF SayedHussain, S., Ali, S., Ibrahum, M., Noreen, A., Ahmad, & Sayed, F. 2015. Impact of product on consumer perception and purchase intention. Journal of marketing and Consumer Research, Step-by-step explanation of principal component analysis PCAZ JaadiJaadi, Z. 2021, April 1. A Step-by-step explanation of principal component analysis PCA. Builtin.
Pertimbanganutama dalam merancang kemasan adalah. a. hargab. fungsic. bahand. keindahan. Question from @VeraaVierra3105 - Sekolah Menengah Pertama - Seni. Search. Articles Register ; Sign In . VeraaVierra3105 @VeraaVierra3105. May 2019 2 89 Report. Pertimbangan utama dalam merancang kemasan adalah. a. harga b. fungsi c. bahan d 1 Berikan nilai seperti yang diharpkan oleh pelanggan. 2) Buat kesehatan dan keselamatn menjadi perhatian utama. Yang berisiko adalah karyawan yang akan menghasilkan barang dan jasa, tenaga kerja yang akan mengakat produk, pelanggan yang akan menggunakan produk atau menerima jasa, serta masyarakat umum, yang dapat terancam karena prduk dan jasa. NEwsa. 242 398 484 442 362 360 129 348 227

pertimbangan utama dalam merancang kemasan produk sistem teknik adalah